Kemenag Probolinggo

Thursday, January 7, 2021

Semangat baru mengelola Kemenag, Kakanwil : Membangun karakter bangsa tentu lebih penting


Kab. Probolinggo (Inmas) Pembinaan pegawai dan Bimtek Percepatan Pelaksanaan Zona Integritas dan dibarengi penandatanganan Pakta Integritas di Aula Al-Ikhlas Kemenag kabupaten Probolinggo, Kamis, 7 Januari 2021 bukanlah satu-satunya acara orang nomor satu di Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur ini, bersama Tim Inmas Jatim Dr. H. Ahmad Zayadi juga memberikan pembinaan Aparatur di Gedung Balai Nikah dan Manasik Haji (GBNMH) Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Wonomerto. Kamis, (7/1/2020).

Dr. Ahmad Zayadi mengatakan bahwa untuk memaksimalkan nikmat sehat, kita tashorrufkan untuk hal-hal yang baik itu harapan kita. Hari ini kita menjadi saksi bersama Kemenag dan jajarannya.
“Mudah-mudahan apa yang dilakukan Kemenag kabupaten Probolinggo dalam membangun sinergi dan kerjasama menjadi tradisi baik yang tidak hanya kita rasakan hari ini tetapi juga di masa-masa mendatang dalam pengembangan sumber daya manusia”.

Tahaddus bin Nikmah, Jawa timur memiliki ketahanan pangan yang luar biasa. Terima kasih para petani, para nelayan yang mampu menjaga sektor pertanian dan perikanan dengan luar biasa walaupun tantangannya juga luar biasa lebih-lebih di masa Pandemi. Tentu kita tidak hanya berfikir untuk masyarakat Probolinggo, Jawa Timur tetapi untuk nasional, tegasnya.

Jawa Timur kontribusinya untuk nasional sangat tinggi. Kita ingin meningkatkan kapasitas pembinaan kehidupan keagamaan dengan menperluas akses bagaimana kemudian agama menjadi sumber inspirasi sebagaimana yang disampaikan Bapak Menteri Agama bahwa agama menjadi sumber inspirasi bukan aspirasi.

Dalam kesempatan ini, saya ingin mengingatkan tentang semangat baru dalam mengelola Kementerian Agama. Semangat Kementerian Agama baru itu dapat diterjemahkan dengan beberapa kata kunci.

Pertama, manajemen pelayanan dan tata kelola birokrasi yang harus semakin baik, termasuk di dalamnya pelayanan penyelenggaraan haji dan umrah, pendidikan agama dan keagamaan, serta pusat pelayanan keagamaan.

Kedua, penguatan moderasi beragama. Salah satu penekanan moderasi beragama adalah pada penguatan literasi keagamaan, budaya toleransi, dan nilai-nilai kebangsaan.

Ketiga, persaudaraan, yang meliputi merawat persaudaraan umat seagama, memelihara persaudaraan sebangsa dan setanah air dan mengembangkan persaudaraan kemanusiaan.

Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya mengajak kita semua mari mengedepankan akal sehat dan hikmah/kebijaksanaan  dalam menyikapi berbagai persoalan keumatan dan kebangsaan saat ini maupun di masa-masa yang akan datang.

Pembangunan bidang ekonomi, sosial dan budaya sangat penting, namun membangun karakter bangsa tentu lebih penting, karena membangun karakter sama pentingnya dengan membangun infrastruktur fisik, di sinilah kita harus bisa memainkan perannya dalam membangun posisi sosial keagamaan dan memerlukan hadirnya Kemenag kemenag dalam setiap event.

KUA dapat membangun aliansi strategis dengan kawan-kawan Forkompimka termasuk dengan organisasi organisasi keagamaan. Mereka sangat luar biasa dalam perjuangannya, baik NU maupun banomnya serta organisasi sosial kemasyarakatan lain agar bisa memaksimalkan perannya.

Layanan yang benar-benar memberikan pelayanan publik yang ramah. Parameternya ketika program yang ada responsibelity pada perubahan yang ada di masyarakat dan tidak ada gap dengan masyarakat sehingga kita menjadi intitas yang bisa melayani. Juga kita berharap perubahan yang ada mampu merespon perubahan teknologi yang ada dan bisa berliterasi bahkan adanya Pandemi dapat mempercepat literasi teknologi informasi tersebut, tambahnya.

Tentunya kita berharap jangan sampai menjadi komunitas yang tidak melek atau inleterat, tegasnya. Maka adanya kerjasama yang dibangun Kemenag lintas dinas instansi ke depan kiranya bisa memberikan afirmasi lebih baik. Selanjutnya perlu membangun ekosistem Dakwah dengan menggunakan bahasa kaumnya dalam hal mewujudkan masyarakat yang terbaik dengan tidak melupakan strateginya yakni amar ma'ruf nahi Munkar, penyampaian dakwah mengajak disampaikan dengan cara yang baik (ma’ruf) dan melakukan pencegahan kemunkaran juga dilakukan dengan cara yang baik (ma’ruf) pula dengan mengedepankan semangat kedamaian yang hal itu kita sadari sebagai dinamika kehidupan sosial bermasyarakat, tutupnya. 

Pada saat yang sama juga dilakukan potong tumpeng dan kue puding sebagai bentuk syukur suksesnya pelaksanaan Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama RI yang ke 75(Aan).

Share: