Kemenag Probolinggo

Tuesday, November 24, 2020

Seimbangnya hak dan kewajiban penopang terwujudnya keluarga sakinah


Kab. Probolinggo (Inmas) Antusiasme tampak di wajah Kepala Kantor Kementerian Agama Dr. H. Akhmad Sruji Bahtiar saat memberikan support mereka dengan materi “Kebiakan pelaksanaan Bimbingan perkawinan” di GBNMH KUA Wonomerto. Selasa, (23/11/2020) siang.

Giat BINWIN Angkatan ke XVII yang dilaksanakan terbatas dengan protokol kesehatan ketat tersebut tampak kecerian dari para peserta setelah menyimak penyampaian materi oleh mantan Kabid PendMa Kanwil Kemenag provinsi Jatim tersebut.

Pelestarian  sebuah  pernikahan  haruslah  diupayakan  sedini  mungkin,  yaitu  sejak  sebelum  terjadinya  pernikahan.  Melalui  Keputusan  Menteri  Agama  (KMA)   No.477   Tahun   2004,   pemerintah   mengamanatkan   agar   sebelum   pernikahan  dilangsungkan,  setiap  calon  pengantin  harus  diberikan  wawasan  terlebih   dahulu   tentang   arti   sebuah   rumah   tangga   melalui   kursus   calon   pengantin (suscatin).  

Dengan    keluarnya    Surat    Edaran    Dirjen    Bimas    Islam    Nomor    DJ.II/PW.01/1997/2009   membuat   gerak   langkah   suscatin   semakin   jelas.   Lahirnya   peraturan-peraturan   tentang   kursus   calon   pengantin   tersebut   ,   merupakan  bentuk  kepedulian  nyata  Pemerintah  terhadap  tingginya  angka  perceraian  dan  kasus  KDRT  (kekerasan  dalam  rumah  tangga)  di  Indonesia.  

Mayoritas perceraian di Indonesia terjadi dalam usia perkawinan kurang dari 5 tahun,  ini  mengindikasikan  dilapangan  bahwa  masih  sangat  banyak  pasangan  pengantin muda yang tidak sepenuhnya tahu dan mengetahui tentang apa yang harus dilakukan dalam sebuah pernikahan. Pengetahuan mereka tentang dasar-dasar  pernikahan  masih  sangat  kurang,  sehingga  Pemerintah  dalam  hal  ini

Kementerian Agama mengeluarkan peraturan untuk mengadakan kursus calon pengantin.  Dengan  mengikuti  suscatin  pasangan  calon  pengantin  yang  mau  melenggang  ke  jenjang  pernikahan  akan  dibekali  materi  dasar  pengetahuan  dan  ketrampilan  seputar  kehidupan  berumah  tangga.  Kantor  Urusan  Agama  (KUA) sebagai penyelenggara memasukkan kursus calon pengantin (suscatin) sebagai salah satu syarat prosedur pendaftaran pernikahan.  

Diharapkan  dengan  dimasukkannya  suscatin  sebagai  salah  satu  syarat  prosedur pernikahan maka pasangan calon pengantin sudah memiliki wawasan dan  bekal  ilmu  seputar  kehidupan  rumah  tangga  yang  pada  gilirannya  akan  mampu   secara   bertahap   untuk   mengurangi   atau   meminimalisir   angka   perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia.  

Namun yang terpenting dari materi yang pimpinan sampaikan kesadaran kedua belah pihak baik calon suami maupun calon istri agar bisa saling menjaga, saling mempercayai, menghargai dan saling menghormati dengan menyeimbangkan hak dan kewajibannya masing-masing agar tujuan membentuk “Keluarga sakinah” bisa terwujud.

Jika misalnya saja terjadi kesalahpahaman, maka baik kiranya saling mengaku salah, saling mengingatkan dan memaafkan. Wong Allah saja memaafkan kesalahan hambaNYA masak kita tidak, sighot istifham inkari, pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.

Penting diingat bahwa jasa orang tua itu sangat besar, hormati kedua orang tua dengan baik sebagaimana mereka telah menyayangi kita agar hidup kita barokah dan rumah tangganya sakinah dengan berkah doanya, ia mengakiri materinya.

Selanjutnya melakukan pengecekan taman bunga dan program pembuatan kolam ikan entrepreneurship menuju penguatan ketahanan pangan asn. (Aan).

Share: