Kemenag Probolinggo

Wednesday, July 8, 2020

Efektif, jika para penyuluh agama kuasai metodologi dan psikologi dakwah


Kab. Probolinggo (Inmas) Bertempat di KUA kecamatan Bantaran, Pimpinan Kankemenag kabupaten Probolinggo bersama tim, memberikan pembinaan aparatur KUA melalui bingkai supervisi. Tim terdiri dari Kepala Kankemenag Dr. AS. Bahtiar, Kasubbag TU, M. Shodiq, Kasi Bimas Islam Moh. Barzan, Ketua Pokjaluh serta staf Bimas Islam. Sebelumnya, Tim melakukan giat yang sama di KUA kecamatan Sumber dan kecamatan Kuripan. Rabu, (8/8/2020). 

Dalam arahannya, Dr. Bahtiar menyampaikan; Kita adalah pemikul amanah, maka di dalam bekerja hendaknya mengedepankan semangat keikhlasan dan komitmen melayani baik sebagai Kepala KUA, Penghulu, pengawas pendidikan maupun penyuluh agama, ia memulai uraiannya.

Untuk penyuluh agama ada beberapa hal prinsip yang perlu dipersiapkan; 
1. Niatnya harus lurus melayani, artinya janganlah niatan kita menjadi penyuluh agama sekedar untuk bekerja yang kalau diukur dengan apa yang kita peroleh tidak balance, sehingga resah karnenaya. Dasarilah dengan ketulusan, tulus dalam perjuangan dan pengabdian. Maka secara otomatis rasa tanggungjawab dalam menjalankan amanah yang diberikan akan muncul; 
2. Mengukur Rizki itu jangan menggunakan minimal karena Rizki Allah itu sangat banyak, diberikan kesehatan, anak solih-sholihah, dimudahkan dalam segala urusan itu juga riski, terlepas dari keruwetan dalam hidup, maka sudah sepantasnya Ruhul jihad (ruh perjuangan) harus tumbuh dalam pengabdian dan perjuangan; 
3. Mengetahui maksud dan tujuan amanah yang diemban, sebagai Agent of change, penyuluh seyogyanya mampu memberikan bimbingan, penyuluhan, edukasi kepada objek dakwah dengan bahasa agama sehingga menghasilkan satu perubahan dari yang tidak baik menjadi baik serta bisa istiqomah. Mampu melihat fenomena dan perkembangan situasi masyarakat majemuk yang heterogen dengan menghadirkan konten dakwah yang solutif dan substansial, karena pada dirinya melekat aktor pembangunan manusia yang potensial karena sangat tidak elok kalau ada penyuluh agama yang belum memahami tugas dan fungsinya dengan baik; 
4. ASN KUA adalah representatif Kementerian Agama, maka sikap dan tingkahlakunya haruslah mencerminkan tatapola kementerian agama, terinci mantan Kabid PendMa Kanwil Kemenag Jatim ini menjelaskan. “Diperlukan pengetahuan agama luas, pahami strategi dan metodologi dakwah. Tidak kalah pentingnya psikologi massa dan karakteristik, pengetahuan dan budayanya sehingga dakwah dan materi yang kita sampaikan mudah diterima oleh audien”, ia kembali menegaskan. 


Dakwah yang tepat dan efesien dalam segala situasi dan kondisi adalah mampu memberi contoh yang baik (Uswatun hasanah), sama antara ucapan, perkataan dan tindakan, ini sangat efektif lebih-lebih ditambah dengan pemahaman ilmu komunikasi massa dan menyiapkan peta dakwah dalam kondisi seperti ini penyuluh mudah mempelajari dan menyimpulkan problem solving dalam menghadapi situasi tertentu baik yang berkaitan dengan budaya, agama bahkan kebangsaan bisa teratasi dengan baik. 

Jadilah manusia yang tegak lurus berbanding dengan bayang artinya dalam menyampaikan amar ma'ruf berilah contoh yang baik, kalau berbicara nahi Munkar maka pahami stateginya agar tidak hambar bahkan senjata makan tuan, ia sampaikan dengan senyum terkulum.

Selain sebagai Agent of change, penyuluh juga merupakan aktor pembangunan. Karena itu para penyuluh agama harus memiliki keilmuan yang luas, menguasai metodologi dan strategi dakwah, pendukung sukses adalah peta konflik, dan yang terpenting adalah menjadi uswah hasanah sebagai bayang tegak lurus dalam mensyiarkan agama dan menyampaikan amar ma’ruf wan nahyu anil munkar”. Maka Ibda’ binafsik, "Rubahlah diri kita lebih dahulu sebelum mengubah orang lain", tutupnya. 

Kasubag TU M. Shodiq menekankan rasa syukur untuk terus mengabdi dalam perjuangan, karena nikmat sehat dan kesempatan yang Allah berikan sangat besar. Sementara Kasi Bimas Islam mengingatkan penyuluh agama dan semua asn KUA Bantaran yang dikomandani H. Mufti Agus Prihatin, menyikapi situasi Pandemi global Covid-19 tetap mengedepankan sikap moderat antara paham Jabbariyah dan Qodariyah agar menjadi manusia yang selamat baik aqidah maupun mantuq ilmiah yang endingnya melahirkan keselamatan jammah (universal). Selanjutnya tim menuju KUA kecamatan Sumberasih lokasi supervisi terakhir hari ini. (Aan).
Share:

Arsip Blog