Kemenag Probolinggo

Sunday, August 9, 2020

Digembleng melalui DDTK, penting bagi penyuluh agama pahami secara mendalam 4 fungsi yang melekat padanya


Kab. Probolinggo (Inmas) Senin, 10 Agustus 2020 - Agama adalah norma pengarah kehidupan manusia, keberadaannya sangat dibutuhkan dalam kehidupan ini. Di Indonesia, setiap agama dapat dipastikan memiliki tokoh panutan penyejuk, pengarah dan pengayom umat yang dalam bahasa Kementerian Agama disebut sebagai Penyuluh agama. 

Peran penyuluh agama adalah untuk menyampaikan dakwah yang berisikan tentang bagaimana merawat kerukunan antaragama, antarsuku dalam perbedaan sangat penting dewasa ini. Karena itulah Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya melaksanaan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) bagi para penyuluh agama di Jawa Timur yang sekarang ini kebagian Kabupaten Probolinggo. 

Kegiatan yang mengusung tema “Moderasi Beragama” ini dipusatkan di Aula Al-Ikhlas Kankemenag dengan diikuti 20 penyuluh agama, pengawas dan guru lintas agama.

Kepala Kankemenag Dr. AS Bahtiar saat membuka kegiatan penting ini menyatakan bahwa penyuluh agama di setiap agama memiliki peran yang sangat strategis dalam menata umat beragama baik secara langsung dalam binaannya, maupun tidak langsung secara lebih luas, tegasnya.

Karena itu, Bahtiar menyebut penyuluh perlu mengetahui empat fungsi utama yang melekat padanya. Pertama, penyuluh sebagai tempat memperoleh informasi berkenaan dengan kehidupan keagamaan. Kedua, sebagai soko guru yang mendidik umat sejalan dengan kitab suci masing-masing. Ketiga, advokatif yaitu penyuluh berperan untuk membela kelompok/umatnya dari sasaran ancaman dan gangguan. Dan yang Keempat, penyuluh sebagai tempat bertanya, mengadu bagi umat untuk penyelesaian masalah. 

“Penyuluh harus memiliki kapasitas pengetahuan untuk memberikan solusi ketika ada masyarakat atau umat beragama yang mengadu,” tegasnya. 

Penyuluh agama merupakan ujung tombak Kemenag yang sangat dekat dengan masyarakat grassroot, sehingga mereka akan lebih muda dalam menjalankan tugas dan fungsinya, yang tentunya mereka harus mengetahui tiga komponen multikultural, kultur budaya dalam konteks agama, keragaman kultur, dan cara merespons keragaman kultur, ini penting bagi mereka untuk diketahui dengan baik.(Aan).
Share:

Arsip Blog