Kemenag Probolinggo

Wednesday, August 12, 2020

Kegagalan pola fikir, cenderung berakibat terjadinya konflik sosial

 

Kab. Probolinggo (Inmas) Ada 4 materi utama yang disampaikan M. Agus Noorbani Peneliti muda dari Balai Litbang Agama Jakarta ini saat mengupas “RESOLUSI KONFLIK Sosial keagamaan” via Daring dengan aplikasi Zoom Meeting Cloud diikuti semua peserta Diklat Moderasi Beragama kabupaten Probolinggo yang tergabung dengan beberapa daerah lain di Indonesia. Kamis, (13/8/2020).

Keempatnya adalah; Faktor Penyebab Konflik, Pemetaan dan Anatomi Konflik, Prinsip Dasar Resolusi Konflik dan Model-model Resolusi Konflik.

Menurutnya, konflik terjadi karena disebabkan gagalnya memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun ada beberapa hal yang dapat memicu terjadinya konflik; seperti adanya Polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan, dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam masyarakat (teori hubungan masyarakat) serta posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik (teori negosiasi), Kebutuhan dasar manusia baik fisik, mental, dan sosial yang tidak terpenuhi (teori kebutuhan dasar manusia), Identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan (teori identitas), Ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda (teori kesalahpahaman budaya), Ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial, budaya, dan ekonomi sesuai dengan teori transformasi konflik.

Disamping itu ia menjelaskan beberapa teori yang dapat memicu terjadinya konflik; teori konspirasi; Keterlibatan elite yang ada di pusat pemerintahan, teori konspirasi; Keterlibatan elit lokal yang saling berkompetisi.

Usai menjelaskan Teori dan prinsip dasar resolusi konflik, pemateri menguraikan model resolusi konflik seperti ”Negosiasi: dan ”Mediasi”. Hingga akhirnya acara dilanutkan dengan tanyajawab dan diskusi. (Aan).

Share:

Arsip Blog