Jatim (Inmas) Pimpinan Komisi IV DPR-RI Drs. KH. Hasan Aminuddin, M.Si mengajak Majelis Taklim melakukan upaya peningkatan ekonomi keumatan berbasis pertanian dan perikanan sebagaimana Beliau sampaikan dalam orasi ilmiyah pada acara pelantikan dan pengukuhan pengurus Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) masa bakti 2019 – 2024 di Pendopo Prasaja Ngesti Wibawa Probolinggo. Kamis, (17/09/2020).
Dakwah itu sangat penting, tetapi dakwah yang paling dinamis dan berhasil dewasa ini adalah dakwah bilhal, tegasnya. Sebagai salah satu pimpinan Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Dapil II Jatim ini mengapresiasi atas pelantikan pengurus BKMT kabupaten Probolinggo agar terus membangun sinergi dengan Pemerintah daerah dan instansi terkait sebagaimana dakwah kita saat menjadi Anggota Komisi VIII DPR RI.
Dan saat ini berada di Komisi IV maka yang bisa kita sinergikan program-program pertanian dan perikanan. Kaitannya dengan penguatan ekonomi keumatan misalkan saja kita tabur benih di sungai di kabupaten probolinggo tentu saja saatnya akan memberikan kontribusi plus bagi perbaikan perekonomian itu sendiri.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang juga Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan ini sangat getol dalam melakukan penyerapan aspirasi masyarakat baik di kalangan petani, nelayan, maupun di kalangan oranisasi sosial keagamaan. Termasuk bagi kalangan pondok pesantren, tidak hanya itu suami Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari, SE ini juga memberikan bantuan berupa freezer, hasil pertanian dan hasil perikanan dengan tujuannya untuk meningkatkan ekonomi dan meningkatkan produktivitas serta kemandirian pesantren seperti yang sering beliau ungkapkan selain menjaga iman kita juga harus menjaga imun. Dengan harapan bantuan tersebut bisa digunakan untuk kesejahteraan keluarga pondok pesantren khususnya guru pendidiknya di tengah-tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Menghadapi pandemi global Covid-19 kita tetap pertahankan iman tapi dan imun juga harus kita jaga dengan banyak makan ikan dan makanan yang bergizi.
Saya ingin memberikan pencerahan sesuai dengan mottonya Kemenag "Ikhlas Beramal" Jadikan setiap aktivitas kita sebagaimana mencari hiburan untuk beribadah kepada Allah SWT. Pendekatan kita dengan Husnuddhon (berbaik sangka kepada Allah) bahwa setiap hal yang terjadi pastilah mengandung hikmah, tegasnya.
“Marilah kita berkhidmat di organisasi apapun untuk sebagai ibadah dan mencari ridho Allah. Saya sampaikan bahwa komitmen Pemerintah kita akan kesulitan karena dibantu jubir-jubir Allah yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Kehadirannya tentu mencerahkan dan syukur bisa melakukan pemberdayaan.
Dalam menghadapi musibah Pandemi Covid-19, mari kita bersama-sama lintas agama yang juga sama merasa ketakutan, untuk meningkatkan tawakkal kita kepada Allah seraya tetap berikhtiar menjalankan protokol kesehatan.
Kalau kita analisa terdapat dua golongan yang percaya dan tidak kaitannya dengan pandemic yang sedang melanda Indonesia sehingga mengakibatkan munculnya kluster-kluster yang seharusnya tidak terjadi jika kesadaran kita tingkatkan.
Padahal ribuan sarjana tersebar di kabupaten ini, sehingga kita berencana untuk menghadirkan Bapak Nasaruddin dan Allisa Wahid sebagai pembicara dalam Webinar dengan tema; “Covid-19 musibah atau adab…?” Ulasnya.
Setiap saat dan setiap detik kita selalu mendengar pemberitaan tentang pandemi Covid-19 hal ini sudah seperti kiamat kecil, namun karena kita pada akhirnya akan mengalami kematian juga maka buanglah rasa takut seraya mendekatkan diri kepada Allah, tekankan keistiqomahan dengan ikhtiyar menjaga protokol kesehatan, ia kembali mengingatkan.
Saat webinar awal oleh Rabitah Ma’ahid Islamiyah (RMI) saya sudah mewanti-wanti kepada pengurus pesantren untuk menjaga kesehatan pesantren. Terakhir pesannya, bagaimana kita mampu mewujudkan “Kesalehan ilmu dan kesalehan sosial” secara merata. (Aan).
