Kemenag Probolinggo

Friday, September 4, 2020

Sungguh Mulia, Pengamen Jalanan daftarkan haji ibunya


Kab. Probolinggo (Inmas) – Ketika Allah memanggil yang jauh bisa dekat, ketika Allah memanggil yang tidak mungkin bisa jadi sesuatu yang mungkin. Ungkapan tersebut mungkin cocok disandarkan pada seorang pengamen jalanan yang mendaftarkan haji ibunya, sebagaimana rilis www.suaraindonesia.co.id dengan Bikin Haru, Pengamen Jalanan di Probolinggo Daftar Haji Bersama Ibunya. Jum’at, (4/9/2020). 

Pria muda yang bernama Slamet Efendy, umur 30 tahun ini  adalah warga Dusun Krajan RT.03/RW.03 Desa Kerpangan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo. Setelah mendaftarkan ibunya Atmina (57), ia juga turut serta mendaftar, cita-cita mulia untuk menapaki kota Suci Makkah.
Uang hasil jerih payahnya itu diserahkan ke ibunya untuk ditabung. Setelah dirasa cukup membayar setoran BPIH barulah ia mendaftar ibadah haji untuk ibu dan dirinya.

"Saya tabung ke ibu pak, sedikit demi sedikit selama sepuluh tahun. Saya daftarkan ibu dulu tahun 2018 lalu, baru saya mendaftar kemarin (Kamis, 03/09/2020-Red)," ungkap Slamet menggunakan Bahasa Madura, Jumat (04/09/2020).

Pemuda kelahiran tahun 1990 itu mengajak serta tetangganya, Yuyun Wahyuni yang diminta membantunya membaca dan menulis formulir pendaftaran BPIH di Kantor Kemenag Kabupaten Probolinggo.

"Saya yang antar, karena Slamet ini tidak bisa baca-tulis," kata Yuyun.

Keterbatasannya tentang baca-tulis dan kondisi fisik dan mentalnya yang sedikit mengalami kekurangan dibandingkan pemuda normal lainnya, tidak membuat Slamet patah semangat menabung untuk mendaftar haji. 

Slamet sendiri tidak tamat sekolah dasar. Ia putus sekolah di bangku kelas 1 SD setelah ayahnya meninggal. 

Slamet akhirnya tinggal bersama ibu dan merawatnya sampai mendaftarkan ibadah haji. Slamet menceritakan keiinginannya yang ingin berangkat haji berdua bersama ibunya.

Jarak pendaftaran antara ibu dan dirinya itu yang terpaut sekitar 3 tahun, membuat Slamet berharap ada toleransi dari pihak terkait sehingga ia bisa berangkat haji bersama orang tuanya.

"Saya cuma ingin ke Makkah bersama ibu pak. Semoga bisa lebih cepat berangkatnya dan ga berpisah sama ibu," harapnya.

Kini Slamet terus berupaya mengumpulkan uang dari hasil mengamen, untuk melunasi sisa setoran BPIH setelah ia dan ibunya sudah mendapatkan kuota kursi pemberangkatan ibadah haji.(Lutfi/Aan).

Share:

Arsip Blog